Hello guys, this is my first
article in my new blog, i mean in several years ago i had a blog and try to
write some post there but i forgot my password (sorry) now i release my new
blog and want to share a usefull information for us. Lets start..
(sumber: Dokumentasi pribadi penulis)
Tabel periodik unsur
adalah suatu tampilan kesatuan dari unsur-unsur kimia yang disusun berdasarkan
nomor atom, sifat kelektronegatifitas, kulit atom, jari-jari atom.
Dalam ilmu kimia suatu unsur
memiliki sifat yang membuat sebuah unsur dapat dikelompokkan dalam dua jenis
kelompok yaitu periode dan golongan.
Dalam ilmu kimia terdapat kajian ilmu mengenai ilmu kimia organik fisik.
Dalam kajian tersebut memiliki cakupan mengenai reaktivitas dan sifat fisik
dari molekul senyawa organik. kajian tersebut bermanfaat untuk bidang ilmu
sintesis senyawa organik yang berguna dalam kehidupan manusia. Untuk itu
diperlukan konsep dasar yang mendukung pemahaman sifat fisik dari molekul
senyawa organik, konsep tersebut antara lain adalah:
1) Elektronegativitas
2) Ikatan
Hidrogen
3) Gaya
Van der Waals
4) Polarisabilitas
5) Gugus
Fungsi
6) Efek
Induksi
7) Resonansi
8) Hiperkonjugasi
9) Tautomeri
10) Regangan Ruang
Penjelasan untuk
kajian diatas adalah sebagai berikut:
1. Elektronegativitas
Menurut Fessenden dan Fessenden (1982)
kelektronegatifan adalah ukuran kemampuan atom untuk menarik elektron luarnya
atau yang biasa disebut sebagai elektron valensi. kelektronegatifan berguna
untuk meramalkan dan menerangkan kereaktifan kimia dari suatu molekul.
kelektronegatifan dipengaruhi oleh jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit
yang mengandung elektron, semakin besar jumlah protonnya maka semakin besar
muatan inti positif dan dengan demikian tarikan dengan elektron ikatan
bertambah. Oleh sebab itu semakin ke kanan kelektronegatifan bertambah pada
priode tertentu dalam suatu tabel periode unsur.
Tarikan antara partikel yang
berlawanan muatan bertambah dengan berkurangnya jarak antara partikel. jadi
keelektronegatifan bertambah dari unsur yang dibawah hingga unsur yang lebih
atas dalam satu golongan tabel periodik unsur karena elektron valensi lebih
dekat ke inti.
Elektronegativitas
adalah suatu konsep yang dimunculkan oleh kimiawan sebagai hasil pengembangan
dari fenomena moment dipole permanen yang ditimbulkan oleh molekul-molekul
asimetris. Elektronegativitas didefinisikan sebagai tenaga laten
dari suatu atom dalam suatu molekul untuk menarik elektron. Konsep ini
tergantung pada teori struktur kimia organik modern untuk menginterpretasi
beberapa sifat seperti:
a. kekuatan keasaman dan kebasaan,
b. Panjang ikatan kimia
c. Karakter ionik,
d. Volatilitas,
e. kelarutan,
f. potensial redoks
g. kekuatan ikatan hidrogen.
Metode yang umumnya
sering digunakan adalah metode Pauling. Hasil perhitungan ini menghasilkan
nilai yang tidak berdimensi dan biasanya dirujuk
sebagai skala Paulingdengan
skala relatif yang berkisar dari 0,7 sampai dengan 4,0 (hidrogen = 2,2). Bila
metode perhitungan lainnya digunakan, terdapat sebuah konvensi (walaupun tidak
diharuskan) untuk menggunakan rentang skala yang sama dengan skala Pauling: hal ini dikenal sebagai
elektronegativitas dalam satuan
Pauling.
Elektronegativitas
bukanlah bagian dari sifat atom,
melainkan hanya merupakan sifat atom pada molekul. Sifat pada atom tunggal yang setara dengan
elektronegativitas adalah afinitas elektron. Elektronegativitas pada
sebuah unsur akan bervariasi tergantung pada lingkungan kimiawi, namun
biasanya dianggap sebagai sifat yang
terpindahkan, yaitu sebuah nilai elektronegativitas dianggap akan
berlaku pada berbagai situasi yang bervariasi.(Anonim,2016)
2. Ikatan
Hidrogen
Sebuah ikatan hidrogen adalah ikatan yang
relatif lemah sehingga atom hidrogen dibuat dengan atom elektronegatif nitrogen, oksigen atau fluor. Ikatan hidrogen
lebih lemah daripada ikatan ionik,
kovalen, dan logam, tapi masih agak kuat dengan dapat berdiri sendiri,
dengan energi biasanya
antara 5 sampai 30 kJ / mol. Sebaliknya, ikatan kovalen yang lemah memiliki energi sekitar 155 kJ / mol.
Contoh
yang paling banyak ditemui dan paling sederhana dari ikatan hidrogen dalam air, dimana setiap molekul air
terikat pada empat molekul air yang berdekatan melalui ikatan hidrogen. Atom oksigen
dalam tiap molekul air memiliki dua elektron tunggal yang ditawarkan, yang segera terikat dengan dengan atom hidrogen
dalam molekul air lainnya.
Selanjutnya,
dua atom hidrogen yang terikat pada setiap ikatan oksigen ke molekul oksigen dalam molekul air yang berdekatan. Ikatan
antarmolekul ini bertanggung jawab atas titik didih air yang relatif tinggi. Air memiliki titik didih yang sangat tinggi
dibandingkan dengan bahan yang
terdiri dari molekul dengan ukuran yang sama. Jika ikatan ini tidak ada, air
akan mendidih pada suhu yang sama dengan
karbon dioksida (yang mendidih pada -78 ° C atau -108,4 ° F) dan
kehidupan seperti yang kita tahu itu tidak mungkin.
Sebuah
ikatan hidrogen terdiri dari akseptor ikatan hidrogen, atom sasaran, dan donor
ikatan hidrogen, atom hidrogen itu sendiri. Kadang-kadang, pada molekul seperti
kloroform (CHCl3), karbon dapat terlibat dalam
ikatan hidrogen, terutama ketika dikelilingi oleh atom elektronegatif seperti
klorin. Sebuah ikatan hidrogen yang tidak biasa dan sering disebut interaksi
dipol-dipol elektrostatik (interaksi intermolekuler
yang lemah), mengelompokkan itu dengan lebih banyak ikatan transien yang
disebabkan oleh fluktuasi kuantum sesaat dalam muatan listrik, tetapi juga memiliki
banyak karakteristik dari ikatan kovalen yang lebih kuat, di mana awan elektron
sebenarnya langsung tumpang tindih. Karakteristik ini meliputi arah, kekuatan,
jarak interatomik produksi pendek dibandingkan dengan yang umum dalam interaksi
transien van der Waals, dan sejumlah
interaksi lainnya, yang merupakan diagnostik ikatan yang lebih kuat.
Contoh Ikatan Hidrogen
Panjang ikatan hidrogen
bervariasi tergantung pada kekuatan ikatan, suhu, dan tekanan. Kekuatan
ikatan juga tergantung pada sejumlah faktor, termasuk suhu, sudut
ikatan, tekanan, dan lingkungan. Pada air, umumnya panjang ikatan
hidrogen 1.97 Å (197 pm). (Anonim, 2016)
3. Ikatan Van Der
Waals
Van Der Waals lahir di Leiden, Belanda, sebagai putera
Jacobus Van Der Waals dan Elisabeth Van Den Burg. Ia menjadi guru sekolah, dan
kemuian diizinkan belajar di universitas, karena kurangnya pendidikan dalam
bahasa-bahasa klasik. Ia belajar dari 1862 hingga 1865, mendapat gelar dalam
matematika dan fisika. Ia menikah dengan Anna Magdalena Smit dan memiliki 3
putri dan 1 putra.
Pada 1866, ia menjadi
direktur sekolah dasar di den Haag. Pada 1873, ia mendapatkan gelar doktor di
bawah Pieter Rijke atas tesisnya yang berjudul “Over de Continuïteit van den
Gas- en Vloeistoftoestand” (Pada Kontinuitas Keadaan Gas dan Cair). Pada 1876,
ia diangkat sebagai profesor pertama di Universitas Amsterdam. Van Der Waals
meninggal di Amsterdam pada 1923.
Gaya Van Der Waals
terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya London), antara
molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar dengan
molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi). Ikatan Van Der Waals terdapat
antar molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Gaya Van Der Waals dahulu
dipakai untuk menunjukkan semua jenis gaya tarik-menarik antar molekul. Namun
kini merujuk pada pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul yang
terlemah menjadi dipole seketika. Pada saat tertentu, moleku-molekul dapat
berada dalam fase dipole seketika ketika salah satu muatan negative berada di
sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak
electron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipole. Gaya tarik menarik yang
muncul sesaat ini merupakan gaya Van Der Waals.
Karena gaya ini sangat lemah maka zat yang mempunyai
ikatan van der waals akan mempunyai titik didih yang sangat rendah. Meskipun
demikian gaya van der waals bersifat permanen dan lebih kuat dari gaya london.
Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada
senyawa CH4. Perbedaan keelektronegatifan C (2,5) dengan H (2,1)
sangat kecil, yaitu sebesar 0,4.
Senyawa-senyawa yang
mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih sangat rendah, tetapi
dengan bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat sehingga titik didih lebih
tinggi. Contohnya, titik didih
C4H10>C3H8>C2H6>CH4.
Contoh lainnya terdapat pada Br2 dan I2. Br2 berwujud
cair tetapi mudah menguap dan I2 berwujud gas tetapi mudah
menyublim. Hal ini disebabkan karena ikatan antara molekul Br2 dan
I2 adalah ikatan van der waals (Anonim, 2013).
4. Polarisabilitas
Polarisabilitas ini berkaitan dengan massa
molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak
jumlah elektron, makin mudah mengalami polarisasi. Karena jumlah elektron
berkaitan dengan Mr, maka semakin besar Mr, semakin kuat gaya London.
Gaya dispersi London ini termasuk gaya yang relatif lemah, karena interaksi
yang terjadi adalah antar molekul nonpolar. Contoh molekul yang mengalami gaya
london diantaranya: gas hidrogen, gas nitrogen, metana dan gas-gas mulia.
Dua buah molekul nonpolar berinteraksi,
kemudian salah satu molekul mulai terkutubkan karena pergerakan elektron yang
bebas membentuk dipol sesaat. Disebut dipol sesaat karena dipol molekul
tersebut dapat berpindah milyaran ribu kali dalam satu detik. Pada saat
berikutnya dipol itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya. Molekul
tersebut kemudian menginduksi molekul non polar yang lainnya. Sehingga terjadi gaya
dipol terinduksi. Oleh karena itu, gaya antar molekul ini disebut gaya dipol
sesaat-dipol terinduksi (gaya dispersi London) (Anonim, 2013)
5. Gugus Fungsi
Menurut Fessenden dan Fessenden (1982), Gugus fungsi mengacu pada
atom tertentu yang terikat dalam susunan tertentu yang memberikan sifat fisik
dan kimia tertentu senyawa. Gugus fungsi adalah Sekelompok atom yang
bertanggung jawab untuk reaksi karakteristik senyawa. Sebagai contoh, gugus hidroksil adalah kelompok fungsional alkohol. Dalam asam amino, dua
gugus fungsional – gugus amino dan gugus karboksil – yang melekat pada atom karbonyang
sama.
Dalam
kimia organik, gugus fungsi adalah kelompok tertentu atom atau ikatan dalam
senyawa yang bertanggung jawab untuk karakteristik reaksi kimia senyawa itu.
Gugus fungsi yang sama akan berperilaku dengan cara yang sama (misalnya,
mengalami reaksi yang sama) terlepas dari senyawa yang menjadi bagiannya. Gugus
fungsi juga memainkan peranan penting dalam nomenklatur senyawa organik;
menggabungkan nama-nama kelompok fungsional dengan nama-nama alkana induk
menyediakan cara untuk membedakan senyawa.
Atom-atom dari gugus fungsional yang
dihubungkan bersama dan dengan senyawa lainnya dengan ikatan kovalen. Atom
karbon yang pertama melekat pada gugus fungsional yang disebut sebagai karbon
alpha; kedua, karbon beta; ketiga, karbon gamma, dll. Demikian pula, gugus fungsi
dapat disebut sebagai primer, sekunder, atau tersier tergantung pada apakah itu
melekat pada satu, dua, atau tiga atom karbon.
Gugus
fungsi sering digunakan untuk “memfungsionalisasikan” senyawa, memberi itu
sifat fisik dan kimia yang berbeda dari itu akan dalam bentuk aslinya.
Gugus fungsi akan menjalani jenis reaksi yang sama
terlepas dari senyawa yang mereka menjadi bagiannya; Namun, kehadiran
kelompok-kelompok fungsional tertentu dalam jarak dekat dapat membatasi
reaktivitas.
Gugus fungsi dapat digunakan untuk membedakan senyawa
mirip satu sama lain.
6. Efek Induksi
Menurut Firdaus (2009), Sifat induksi terjadi karena adanya perbedaan
keelektronegatifan . Gejala elektrostatik diteruskan melalui rantai karbon.
Efek induksi terdiri atas dua yaitu +I(pendorong electron)
dan –I (penarik electron). Menurut konvensigugus penarik
electron yang lebih besar dari hydrogen H merupakan efek induksi –I sedangkan
gugus penarik electron yang lebih lemah dari hydrogen H merupakan efek induksi
+I.
Gugus alkyl yang terikat pada gugus
fungsi senyawa organic merupakan gugus pendorong electron, dimana semakin besar
alkyl yang terikat pada gugus fungsi akan mengakibatkan factor +I semakin
besar. Berikut ini urutan
reaktifitas induksi –I (penarik electron) adalah sebagai berikut:
-Cl > -Br > -I > -OCH3 > -OH > -C6H5 > -CH+CH2 >
-H
7.
Efek Resonansi
Resonansi secara
singkat dapat dikatakan dengan suatu senyawa kimia yang strukturnya sama tetapi
konfigurasi elektronnya berbeda.
Aturan Struktur Resonansi
- Struktur resonansi, menggambarkan molekul, ion, radikal dan ion
yang tidak cukup digambarkan hanya dengan sebuah struktur Lewis, melainkan
harus dengan dua atau lebih struktur Lewis. Sehingga dapat mewakili struktur
molekul, radikal atau ion dalam bentuk hibridisasinya. Tanda panah untuk
resonansi ↔
- Dalam menulis
struktur resonansi, kita hanya boleh memindahkan elektron, sedangkan posisi
inti atom tetap seperti dalam molekulnya
Semua struktur harus memenuhi struktur Lewis. Tidak boleh menulis struktur
( atom karbon mempunyai lima ikatan).
Semua
struktur resonansi harus mempunyai, jumlah electron tak berpasangan yang sama.
-
Semua atom yang terlibat dalam sistem delokalisasi harus terletak pada bidang
datar atau mendekati datar.
Senyawa
2,3-di-ters-butil-1,3-butadiena, bukan merupakan sistim konjugasi, karena gugus
tersier butil (besar) sehingga keluar dari bidang datar. Karena tidak satu
bidang maka orbital p pada C-2 dan C-3 tidak dapat mengalami
overlapping dan delokalisasi elektron menjadi terhalang.
- Struktur resonansi
atau hibridisasi atau sistem yang menggambarkan mempunyai kestabilan yang
besar.
- Struktur yang lebih
stabil, adalah yang lebih besar memberikan kontribusi terhadap sistem
hibridisasi. Contoh:
Struktur A mempunyai
kontribusi lebih besar dari B, karena struktur A merupakan karbonium tersier,
sedangkan B adalah karbonium sekunder (Anonim, 2013)
8.
Hyperkonjugasi
Merupakan delokalisasi yang
melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi di atas dapat dipandang sebagai overlap
antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital π ikatan C=C, analog dengan overlap
π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi tanpa ikatan. Secara singkat efek
hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu ikatan C-H menjadi ikatan C=C
atau C≡C oleh Hα. Hiperkonjugasi dapat meningkatakan kestabilan molekul dengan
semakin banyaknya Hα maka suatu molekul tersebut akan semakin stabil.
9.
Tautomeri
Tautomer adalah senyawa-senyawa organik yang dapat melakukan reaksi antarubahan yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya
dijumpai, reaksi ini dihasilkan oleh perpindahan atom hidrogenatau proton yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda di sebelahnya. Dalam larutan di mana tautomerisasi dapat terjadi, kesetimbangan
kimia tautomer dapat dicapat. Rasio tautomer ini tergantung
pada beberapa faktor, meliputi temperatur, pelarut, dan pH. Konsep tatomer yang dapat melakukan
antarubahan dengan tautomerisasi disebut tautomerisme. Tautomerisme adalah kasus khusus dari isomersime
struktur dan memainkan peran yang penting dalam pemasangan basa dalam molekul DNA dan RNA.
Tautomerisasi dikatalisasi oleh:
·
Basa (1.
deprotonasi; 2. pemebntukan anion yang terdelokalisasi (misalnya enolat); 3. protonasi pada posisi
yeng berbeda pada anion).
·
asam (1.
protonasi; 2. pembentukan kation yang terdelokalisasi; 3. deprotonasi pada
sebelah posisi yang berbeda pada kation).
Pasangan tautomer yang umum adalah:
·
keton - enol,
misalnya aseton (lihat: tautomerisme
keto-enol).
·
amida -
asam imidat, misalnya selama reaksi hidrolisis nitril.
·
laktam - laktim, sebuah
tautomerisme amida-asam imidat pada cincin heterosiklik, misalnya pada nukleobasa guanina, timina, dan sitosina..
·
enamina - enamina,
misalnya selama reaksi enzim yang dikatalisasi oleh piridoksalfosfate (Anonim, 2016).
10. Regangan Ruang
Regangan Ruang muncul pada tahun 1885 seorang ahli kimia jerman, Adolf
Von Baeyer mangemukakan senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar.
Menurut Baeyer semua senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami regangan
karena terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal. Makin besar
penyimpangan dari sudut iaktan tetrahedalmakin besar ragangannya, yang
berakibat makin reaktif pula (MutiaraKhela,2013).
Daftar
Pustaka
Anonim.
2013. Gaya Van Der Waals (Online). http://kreatifitasbelajar.blogspot.co.id/2013/05/bismut.html.
Diakses 5 November 2016 pukul 14.40 WIB.
Anonim.
2013. Polaribilitas (Online) http://rahmani8n.blogspot.co.id/2013/11/kimia-gaya-van-der-waals.html.
Diakses 5 November 2016 Pukul 15.03 WIB.
Anonim.
2013. Efek Resonansi Kimia (Online). http://gigihkurniawan.blogspot.co.id/2013/11/Resonansi-Konjugasi-Hiperkonjugasi.html.
Diakses 5 November 2013 Pukul 16.00 WIB.
Anonim.
2013. Hyperkonjugasi (Online). http://gigihkurniawan.blogspot.co.id/2013/11/Resonansi-Konjugasi-Hiperkonjugasi.html.
Diakses 5 November 2013 Pukul 16.26 WIB.
Anonim.2016.
Ikatan Hidrogen (Online). http://ilmualam.net/contoh-ikatan-hidrogen.html.
Diakses 5 November 2016 Pukul 13.30 WIB.
Anonim.2016.
Elektronegatifitas (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronegativitas.
Diakses 6 November 2016 Pukul 16.01 WIB.
Anonim.
2016. Tautomerisasi (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/Tautomer.
Diakses 6 November 2016 Pukul 16.30 WIB.
Fessenden
dan Fessenden. 1982. Kimia Organik I.
Jakarta : Erlangga.
Firdaus.
2009. Kimia Organik Fisik. Makassar :
UNHAS.
Mutirakhela.2013.SenyawaHidrokarbon.(Online). http://zulfamutyrakhela.blogspot.co.id/. Diakses 10 November 2016 pukul 11.05 WIB.
Mutirakhela.2013.SenyawaHidrokarbon.(Online). http://zulfamutyrakhela.blogspot.co.id/. Diakses 10 November 2016 pukul 11.05 WIB.
Artikel nya bagus...terimakasih
BalasHapusInformasi yang bagus dan sangat membantu... #KimiaAsyik
BalasHapusKimia menyenangkan, terimakasih telah membaca materi diatas semoga bermanfaat..
HapusMembantu banget nih....share yang lainnya lw bisa...terimakasih
BalasHapusDisegerakan akan menyusul materi selanjutnya, tetap datang untuk berkunjung ya mas semoga bermanfaat.
HapusNice Info. Ditunggu post selanjutnya. love you
BalasHapusTerimakasih ya informasinya.....sangat membantu tugas ku di mata pelajaran Kimia....jangan bosan update ya
BalasHapusTerimakasih untuk informasinya ya, sangat membantu sekali. tapi apakah gugus karbonil dapat mempengaruhi tingkat keasaman suatu senyawa, dan mohon diberikan contohnya, terimakasih .
BalasHapusTerimakasih atas responnya. Gugus karbonil dapat mempengaruhi tingkat keasaman dari sebuah senyawa karena gugus karbonil dengan kehadiran hidrogen memberikan efek hyperkonjugasi dan adanya gugus karbonil dapat mendorong elektron sehingga fokus pada atom pusat, hal inilah menurut pendapat saya yang dapat memberikan pengaruh tingkat keasaman dari suatu senyawa. Semakin banyak gugu -I dapat memberikan nilai keasaman yang semakin kuat tentunya. sebagai contoj NH2 yang lebih asam dibandingkan dengan C2H5-NH. Gugus pendorong CH3CH2 pada CH3CH2NH menyebabkan ikatan hidrogen pada senyawa N lebih kuat sehingga senyawa hidrogen sulit lepas, nah menurut pemahaman saya hal inilah yang menyebabkan nilai kebasaan dari senyawa tersebut semakin besar, sedangkan pada senyawa NH2 tidak terdapat gugus pendorong (gugus karbonil) seperti senyawa C2H5NH sehingga lebih bersifat asam. Semoga jawaban ini bisa membantu anda dalam memahami materi ini, Saya harap dapat dipahami dan semoga bermanfaat.
HapusMakasih infonya kak.
BalasHapusKalo bisa pmbhasaan praktikum juga kak 😄😄😄
apabila terdapat pertanyaan atas materi diatas boleh ditanyakan, terimakasih telah berkunjung ya.. hehe
Hapusbermanfaat sekali kak, ditunggu ya postingan selanjutnya
BalasHapusartikelnya sangat membantu saya dalam memahami materi kimia organik fisik, trimakasih..
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
HapusInfo nya bagus banget. Memudahkan cari jawaban tugas. Trmksih infonya
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
Hapus