Gaya
Van der Waals
Pada
tulisan saya kali ini saya akan mencoba membagikan apa yang saya pahami
mengenai Gaya Van der Waals..
Mari
dimulai dengan pengertian dari gaya Van der Waals, gaya Van der Waals adalah gaya tarik menarik yang terjadi diantara atom ataupun molekul, dimana
kekuatan gaya berikut adalah relatif lebih lemah jika dibandingkan gaya yang
timbul karena ikatan valensi. Gaya ini
timbul dari gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).
Gaya ini disebut gaya van der waals dan
sangat lemah dibandingkan ikatan ion dan kovalen.Dalam molekul Cl2 terdapat
ikatn kovalen dengan energi ikatan 240 kj/mol,dan antara molekul Cl2 terdapat
gaya van der waals sebesar 21 kj/mol.
Gaya van der waals dapat terjadi antara
partikel yang sama atau berbeda .sama halnya dengan gaya kohesi (gaya antara
partikel – partikel zat yang sama ) yang di pelajari disekolah lanjutan. Gaya
ini terjadi karena adanya sifat kepolaran partikel tersebut. Makin kecil
kepolaran makin kecil pula gaya van der waals-nya.
Klasifikasi Gaya Van der Waals
Gaya Van Der Walls dapat dibagi
berdasarkan jenis kepolaran molekulnya, yaitu :
1. Interaksi
ion – dipole
Gaya antarmolekul ini terjadi antara ion
dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam senyawa kovalen polar,
senyawa ion akan terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif. Ion positif
akan tarik menarik dengan dipol negatif, dan sebaliknya. Selain gaya ion-dipol,
juga dikenal gaya ion-dipol sesaat, dimana terjadi dari interaksi antar gaya
dipol-dipol terinduksi dengan gaya ion-dipol. Jika ion dari senyawa ion
berdekatan dengan molekul nonpolar, ion tersebut dapat menginduksi dipol
molekul nonpolar. Dipol terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan
berikatan dengan ion.
Gaya Ion-dipol
Interaksi ion - dipol merupakan interaksi
(berikatan) / tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol).Interaksi
ini termasuk jenis interaksi yang relatif cukup kuat.
Contoh :
H+ + H2O → H3O+
Ag+ +
NH3 → Ag(NH3)+
Sebagai contoh, NaCl (senyawa ion)
dapat larut dalam air (pelarut polar) dan AgBr (senyawa ion) dapat
larut dalam NH3 (pelarut polar).
2. Interaksi dipol - dipol
Interaksi dipol - dipol merupakan
interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini terjadi antara
ekor dan kepala dimana jika berlawanan kutub maka akan tarik-menarik dan
sebaliknya.
Tanda "+" menunjukkan dipol
positif, tanda "-" menunjukkan dipol negatif
Molekul seperti HCl memiliki dipol
permanen karena klor lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen. Kondisi
permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik
menarik satu sama lain. Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki
titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki
dipol yang berubah-ubah secara sementara.
3. Interaksi
ion - dipol terinduksi
Interaksi ion-dipol terinduksi merupakan interaksi antara aksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi sebenarnya merupakan
molekul netral yang menjadi dipol diakibatkan oleh molekul bermuatan lain yang
ada didekatnya dan mempengaruhi. Partikel penginduksi tersebut dapat berupa ion
ataupun dipol lain yang mana kemampuan menginduksi ion lebih besar daripada
kemampuan menginduksi dipol karena muatan ion juga jauh lebih besar. Kepolaran molekul
terinduksi lebih kecil daripada dipol pemanennnya mengakibatkan ikatan ini
lebih lemah.
Contoh : I- + I2 → I3
4. Interaksi dipol - dipol terinduksi
Suatu molekul polar yang berdekatan
dengan molekul nonpolar, akan dapat menginduksi molekul nonpolar. Akibatnya.
Molekul nonpolar memiliki dipol terinduksi.
Dipol dari molekul polar akan saling
tarik-menarik dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar. Contohnya terjadi
pada interaksi antara HCl (molekul polar) dengan Cl2 (molekul nonpolar).
5. Interaksi dipol terinduksi - dipol
terinduksi
Mekamisme terjadinya interaksi dipol
terinduksi - dipol terinduksi :
Pasangan elektron suatu molekul, baik yang
bebas maupun yang terikat selalu bergerak mengelilingi inti elektron yang
bergerak dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada tetangga sehingga molekul
tetangga menjadi polar terinduksi sesaat molekul ini pula dapat
menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul-molekul dipol
sesaat.
2.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ikatan Van Der Waals
Gaya London ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Jumlah electron dalam atom atau molekul
Makin besar ukuran atom atau molekul, makin besar jumlah elektron sehingga
makin jauh pula elektron terluar dari inti dan makin mudah awan elektron
terpolarisasi, serta makin besar gaya dispersi.
2. Bentuk molekul
Molekul yang memanjang/tidak bulat, lebih mudah menjadi dipole dibandingkan
dengan molekul yang bulat sehingga gaya disperse londonnya akan semakin besar.
3. Kepolaran molekul
Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin
kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil.
4. Titik didih gas mulia adalah
helium
|
-269°C
|
|
neon
|
-246°C
|
|
argon
|
-186°C
|
|
kripton
|
-152°C
|
|
xenon
|
-108°C
|
|
radon
|
-62°C
|
Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.
Alasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya
posisi unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan juga tentunya
jari-jari atom. Lebih banyak elektron yang dimiliki, dan lebih menjauh sejauh
mungkin, yang paling besar memungkinkan dipol sementara terbesar dan karena itu
gaya dispersi paling besar. Karena dipol sementara lebih besar, molekul xenon lebih melekat (stickier)
dibandingkan dengan molekul neon. Molekul neon akan berpisah satu sama lain
pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan molekul xenon – karena itu neon
memiliki titik didih yang lebih rendah.
Sumber Refrensi :
Fessenden, J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hart. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.
Terima kasih atas materinya, sangat bermanfaat sekali :)
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
Hapusmateri yang dibahas sangat bermanfaat sekali. Di tunggu materi selanjutnya
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
HapusTerima kasih atas penjelasannya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
HapusTerima kasih materinya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
HapusTerimakasih atas materinya sangat bermanfaat
BalasHapusBagaimana ya gaya van der waals yang terjadi antara molekul HF?
pada molekul HF juga bisa terjadi gaya van der waals, dapat terjadi induksi molekul nonpolarnya, bisa dikatakan gaya van der waals yang terjadi hampir sama dengan molekul HCl namun memiliki energi yang berbeda saja.. Terimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
Hapusterima kasih atas materi yang telah saudari paparkan, menarik dan bermanfaat sekali:)
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat. kalau ada yg belum jelas boleh ditanyakan ya. Sebisa mungkin saya akan menjawab sesuai kemampuan saya. Sekali lagi terimakasih :)
Hapus