Mitomycin C adalah agen
antitumor ampuh yang saat ini. Digunakan secara ekstensif untuk kemoterapi pada
pengobatan penyakit kanker. Mitomycin
adalah kelompok struktural yang unik dari senyawa alami pertama kali diisolasi
pada tahun 1950-an oleh ahli mikrobiologi Jepang.. Salah satu golongan dari
mitomycin yaitu mitomycin C, telah digunakan secara klinis untuk kemoterapi
kanker sejak tahun 1960-an karena aktivitas spektrum yang luas terhadap tumor.
Mitomycin C merupakan komponen penting dari kombinasi kemoterapi kanker
payudara, paru-paru, dan kanker prostat. Selain memiliki aktivitas antitumor,
mitomycin C memiliki berbagai efek biologis tertentu pada sel mamalia atau
mikroorganisme, termasuk penghambatan selektif sintesis DNA, rekombinasi,
kerusakan kromosom, dan induksi perbaikan DNA (respon SOS) pada bakteri.
Pada
awalnya metode total sintesis yang digunakan adalah dengan pendekatan Kishi untuk
sintesis mitomycin C yang dilaporkan sangat efisien. Sebenarnya jika ditemui penamaan
senyawa hanya senyawa Mitomycin saja
yang ditulis itu berarti mengarah pada senyawa mitomycin C.
Berikut
adalah gambar struktur mitomycin C.
Sebagai
material start chalcone yang tersedia (3) dan 5- (ethylthio) -2-
(trimethylsiloxy) furan (4) digabungkan dalam penambahan 0,1 equivalen SnCl4
pada reaksi dengan suhu 78⁰C untuk
penghomogenan. Setelah penambahan piridin pada kerangka senyawa selanjutnya
terbentuklah silyl enol eter terbentuk sebesar 95%. Pada pemanasan 110⁰C
dalam toluena terjadi reaksi intramolekular penambahan kerangka molekul siklik
azide-olefin menghasilkan 86% Aziridin tetrasiklin (6)
Terjadi
reaksi reduksi pada sebagian kerangka seyawa (6) yaitu pada cincin lakton
dengan pereaksi DIBAL didalam THF. Proses
asetilasi berikutnya Dari laktol yang dihasilkan untuk melengkapi asetat
(7) dalam hasil sebesar 99%. Ozonolisis dari silil enol eter (7) menghasilkan
campuran kompleks, Oksidasi dengan RuO, (RuOz, NaIO ,, EtOAc, HzO, 23⁰C)
dilengkapi Aldehida (8) dalam 84% hasil dengan oksidasi bersamaan dari sulfida
menjadi sulfon. Kemudian Aldehide (8) mengalami reduksi dengan NaBH4
untuk memberikan gugus hidroksi dengan persentase hasil 97%.
Dengan
mereaksikan trikloroasetil isosianat, senyawa (9) menghasilkan N-
(trichloroacety1) karbamat (10), yang mengalami transformasi one-pot tanpa pemurnian lebih lanjut.
Penambahan NaBH, ke
dalam campuran memberi hasil amina yang diinginkan (13) sebesar 61%. Terjadi
perlindungan terhadap NaBH4 sebagai agen reduksi dalam senyawa (13)
pada gugus amina yang menghasilkan intermediet (14) dimana gugus amina tampak
menjadi ikatan rangkap, kelompok metoksi diperkenalkan oleh ion iminium yang
berikatan kuat. Penambahan Asam camphorsulfonic , MeOH pada suhu 23⁰C menghasilkan 60%
senyawa (15)
Hidrogenolisis dari
benzil eter (15) (H2, 10% Pd / C, EtOH,
23⁰C) Diikuti dengan
oksidasi fenol yang dihasilkan dengan DDQ (aseton / H20 (20: 1), -78 ⁰C) menghasilkan (±) -isomitomycin A (2) sebesar 77%
Karena equilibrasi intermediet
isomitomycin
C (16) dan mitomycin
C(1) melalui penataan ulang mitomycin jauh lebih mudah daripada isomitomycin A dengan mitomycin C yang menjadi isomer dominan, 'isomitomycin A (2) langsung dikonversi menjadi
(±)-mitomycinC(1) via isomitomycin C(16) menghasilkan presentase sebesar 85% hasil dengan perlakuan pereaksi NH jenuh
didalam MeOH pada 23⁰C.
Jika ada yang belum jelas dari penjelasan yang saya berikan, mari kita berdiskusi di kolom komentar yahh.. Terimakasih.